Sabtu, 27 April 2013

Cintaku Tlah Hilang

“ Cintaku Tlah Hilang ”

Sinar matahari pagi menembus jendela kamar Dita. Jam weker kamarnya berbunyi menunjukkan pukul 06.00 WIB. Dita membuka matanya dan bangun menuju kamar mandi. Ia berjalan dengan sangat malas.
Setelah selesai memakai seragam abu-abunya, Ia segera menuju meja makan. Nasi goreng, telur dan segelas susu menjadi santapannya dipagi ini. Setelah selesai sarapan, Ia pamit kepada kedua orang tuanya untuk segera berangkat sekolah. Ia ke sekolah dengan berjalan kaki. Maklum, jarak dari rumah menuju sekolahnya tidaklah jauh.
Bel sekolahnya berbunyi tepat saat Dita berada didepan kelasnya. Ia segera menuju tempat duduknya. Pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran yang Dita tidak sukai. Ia sering mengantuk saat ada pelajaran itu. Gurunya pun sangat membosankan baginya.
Akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Banyak murid yang berhamburan menuju kantin. Tapi ada juga yang hanya duduk dikelas. Teman-teman Dita beranjak ke kantin. Tapi sebelumnya mengajak Dita terlebih dahulu. Namun Ia memilih untuk tidak ikut. Ia sudah berjanji pada Evan, kekasihnya saat itu untuk bertemu saat istirahat. Tak lama Dita menunggu, Evan pun datang dengan membawa dua buah snack dan dua minuman untuk Gita dan dirinya. Dita sangat bahagia dapat mengenal Evan dan menjadi kekasihnya. Evan begitu baik padanya, rasa perhatiannya selalu Ia berikan untuk Dita. Walaupun hubungan mereka masih dibilang seumur jagung. Dita sangat menyayangi Evan begitupun dengan Evan. Dita selalu merasa nyman saat berada didekat Evan.
Kringggg ...
Bel berbunyi, menandakan sekolah telah usai. Semua murid berhamburan keluar kelas. Dita pulang bersama Evan. Namun mereka tidak langsung pulang kerumah. Evan meminta Dita untuk menemaninya membeli buku yang harus Ia beli. Dengan senang hati Dita menemani Evan.
Usai membeli buku, mereka mampir ke taman tempat mereka sering menghabiskan waktu berdua. Evan membelikan dua eskrim untuknya dan Dita. Mereka bersendau gurau menghabiskan waktu bersama. Saat hari sudah mulai sore, mereka memutuskan untuk pulang.
Sepeda motor Evan berhenti tepat didepan rumah Dita. Evan pun segera berpamitan pada Dita untuk pulang.
“ Emmt, kamu gak mampir dulu?”
“ Gak dulu dehh Ta, udah sore juga. Gapapa kan aku langsung pulang ? Salam ajah ya buat orang tua kamu.”
“ Gapapa lahh. Oke siphh. Yaudah kamu yang ati-ati dijalan.”

Motor Evan pun pergi menjauh dari rumah Dita. Dita segera masuk kerumahnya. Malam itu Ia langsung tidur pulas meskipun waktu masih menunjukkan pukul 19.45 WIB. Ia merasa lelah seharian ini. Tetapi disisi lain Ia sangat bahagia dapat menghabiskan waktu bersama Evan.
@@@@@@
Sehari menjelang ulang tahun Dita, Evan mempersiapkan surprise untuk Dita dengan dibantu oleh teman-temannya. Tak lupa juga Ia menyiapkan kado spesial untuk Dita. Evan pun sudah meminta ijin kepada orang tua Dita untuk mengerjainya dan orang tua Dita mengijinkan.
Malam itu pukul 00.00 WIB, Evan dan teman-temannya sudah berada didepan pintu kamar Dita. Evan mengetuk pintu kamar Dita beberapa kali, dengan malasnya Dita bangun dan membuka pintu kamarnya. Dan ..
Surpriseee ...
Teriak Evan dan teman-temannya. Dita terkejut melihat Evan dan teman-temannya sudah berada didepan kamarnya. Evan berdiri tepat didepannya membawa sebuah blackforest kesukaan Dita dengan lilin berangka 17. Evan meletakkkan kue tersebut dimeja dan tiba-tiba Ia menggendong Dita tanpa persetujuannya terlebih dahulu. Dita meronta meminta untuk segera diturunkan. Tapi Evan tidak peduli, Ia membawanya sampai dibelakang halaman rumah Dita dimana terdapat sebuah kolam renang yang tidak terlalu besar.
Byurr ...
Evan melempar Dita ke kolam renang. Evan dan teman-temannya pun tertawa puas melihat Dita basah kuyup. Dita dengan masih menggigil berkata,
“ Kalian tega banget sich sama aku. Huhh, awas aja nanti aku balas pokoknya “
Evan dan teman-temannya masih tetap menertawainya. Namun itu bukan akhir dari penderitaan Dita. Evan dan teman-temannya masih mengerjainya selama dua hari berturut-turut setelah hari ulang tahunnya. Itu menjadi hari ulang tahun yang tak terlupakn untuk Dita. Tentu Ia akan selalu mengingatnya sebagai kenangan yang tak kan terlupakan baginya.
@@@@@@
Hari demi hari berlalu dengan cepat setelah ulang tahun Dita. Ada yang berbeda dihari-harinya sekarang. Evan, ya, ada apa dengan Evan sebenarnya ? Begitulah yang selalu Dita tanyakan pada hatinya. Evan berbeda, tak seperti Evan yang dulu yang selalu ada untuk dirinya. Evan terlalu sibuk hingga mereka sekarang jarang sekali untuk nertemu. Hubungan mereka dapat dikatakan sudah renggang. Dita mencoba untuk menanyakan langsung pada Evan. Namun Ia merasa takut dengan sikap Evan yang benar-benar cuek padanya. Dita pun mengurungkan niatnya untuk bertanya.
Suatu hari, Evan mengajak Dita untuk bertemu setelah pulang sekolah nanti di taman yang biasa mereka datangi. Dita merasa bingung menagapa Evan tiba-tiba mengajaknya bertemu. Tapi disisi lain Ia merasa senang.
Saat Dita telah sampai di taman, ternyata Evan sudah menunggu Dita. Dita duduk disamping Evan. Lama mereka terdiam berdua. Lalu dengan lirih Dita berkata,
“ Ada apa Van, tumbenan kamu ngajak ketemu ?”
“ Ada yang mau aku omongin sama kamu, Ta “
“ Apa emangnya ? Omongin ajah.”
“ Mungkin kamu ngerasa kalau akhir-akhir ini sikap aku beda ke kamu ?”
“ Iya. Aku ngerasa benget malah Van. Sebenarnya kamu kenapa? Apa yang ngrubah kamu jadi beda banget gini ? Apa aku punya salah sama kamu ?”
“ Ta, kita udahin hubungan kita aja deh kayaknya”
Perkataan Evan barusan membuatnya terkejut. Ia tak menyangka kalau Evan ingin menyudahi hubungan mereka. Dengan tenang, Dita menahan air matanya agar tidak menetes. Dita masih terdiam, Ia berharap bahwa ini hanyalah mimpi. Ia ingin untuk segera bangu dari mimpi yang Ia tak sukai. Tapi pada dasarnya, Dita sedang tidak bermimpi. Dengan suara yang berat Dita bertanya pada Evan,
“ Alasan kamu buat nyudahin hubungan kita apa Van ? Kenapa tiba-tiba kamu minta putus ?”
“ Aku udah gak ada feeling sama kamu.” jawab Evan
“ Itu bukan alasan yang tepat Van. Aku yakin masih ada alasan lain. “
“ Udah lah Ta, emang itu kok alasannya !” Evan menjawab dengan suara keras
“ Kok kamu jadi kasar gitu sih ngomongnya sama aku ? Apa ada cewek lain ?”
“ Itu udah bukan lagi urusanmu Ta. Kita selesai sampai sini aja. Sekarang aku mau pulang “
“ Gak bisa gitu donk Van. Kamu gak bisa mutusin aku gitu aja “
“ Udah lah ! Kita udah selesai. Aku gak mau berbuat kasar sama kamu. Jadi kamu gak usah banyak tanya.”
Lalu Evan menaiki motornya dan melaju dengan kencang meninggalkan Dita sendiri di taman itu. Setelah kepergian Evan, Dita pun menangis. Ia masih belum trima Evan memutuskannya begitu saja. Namun itulah keputusan Evan yang Dita pun tak dapat merubahnya.
@@@@@@
Seminggu setelah Evan putus dengan Dita, Dita mendengar bahwa Evan sedang mendekati seorang cewek dari sekolah lain. Dita juga mencari tahu siapa cewek yang sedang didekati Evan. Sekarang Dita tahu itulah alasan mengapa Evan ingin putus dengannya. Karna ada wanita lain. Karna itulah Evan menyudahi hubungannya dengan Dita. Dita mencoba untuk menemui cewek yang yang Ia rasa telah merebut Evan darinya. Namun teman-temannya menasehatinya untuk tidak lagi mencampuri urusan Evan karna Evan bisa saja berbuat kasar padanya untuk membela cewek itu. Teman-temannya juga bilag agar Dita tidak berharap lagi pada Evan dan segera melupakannya. Sebenarnya Dita tidak mau, namun setelah Ia berpikir dengan jernih, akhirnya Ia sadar bahwa Ia memang harus melupakan Evan dan mengikhlaskannya bahagia bersama wanita lain.
Dita sering merenung semenjak Evan pergi dari sisinya. Kini Evan semakin jauh dari dirinya. Tak mudah baginya melupakan Evan yang sudah membuat banyak kenangan dengannya. Dita sering mengurung dirinya di kamar. Ia pun sering menangis jika mengingat masa-masa bahagia saat bersama Evan. Namun kini itu hanyalah sebuah kenangan baginya. Sekarang Ia mencoba trima dengan apa yang sudah terjadi. Mencoba merelakan Evan untuk orang lain. Mencoba tetap tersenyum walau hatinya perih.
@@@@@@

Jumat, 19 April 2013

“ Loe Gue Lanjutt “

“ Loe Gue Lanjutt “



Malam itu, Rendi sedang bersiap-siap untuk pergi ke tempat tongkrongan bersama teman-temannya. Lalu Ia langsung mengambil kunci motornya dan pergi. Seperti anak cowok SMA lainnya, Rendi sering pergi walau hanya untuk sekedar nongkrong.

Sampailah Ia di tempat itu, tempat Ia dan teman-temannya biasa berkumpul. Ternyata teman-temannya sudah datang lebih dulu. Rendi pun langsung ikut bergabung bersama teman-temannya. Seperti biasanya, yang mereka lakukan hanya sekedar mengobrol santai dan menghabiskan malam saja. Tapi terkadang, jika ada tugas mereka juga sering mengerjakan tugas bersama. Tepat pukul 11 malam Ia pulang. Sepulang dari berkumpul bersama teman-temannya Ia langsung tidur. Begitu lah aktifitas malam hari yang biasa Rendi lakukan.

Hingga pada suatu malam saat Ia dan teman-temannya berkumpul, ada seorang cewek yang bisa dibilang cantik melewati gerombolan mereka. Salah satu teman Rendi berkata kalau sambil berbisik,

“ Eh.. itu tuh kan anak satu sekolah kita kan yaa ??”

“ Masag sih ?? Kok gue gak pernah liat ?”

“ Itu tuh anak IPA, makanya loe ga tau. Lagian tuh cewek juga jarang lewat depan kelas kita “ sahut teman Rendi

“ Kita bikin taruhan yukk ?” ajak Dani

“ Taruhan apa ah ?” tanya teman Rendi yang lainnya

“ Gue pengen nantang Rendi nembak cewek itu. Bisa ga dia “

“ Lahh, kok gue yang ditantang? Yang lain juga masih banyak “

“ Kalo loe kanapa ? Takut yaa .. hahaha “ jawab Dani dibarengi tawa teman-temannya

Akhirnya Rendi bersedia menerima tantangan dari Dani dengan aturan jika Ia ditrima waktu nembak cewek yang diduga bernama Marsha maka teman-temannya akan mentraktirnya selama seminggu.

**********

Pada waktu istirahat, Rendi mulai menjalankan misinya. Ia berkenalan dengan Marsha. Awalnya Marsha sempat bingung karena tiba-tiba ada yang mengajaknya kenalan. Acara berkenalan Rendi dengan Marsha pun berjalan sangat lancar.

Hari kedua Ia kembali mendekati Marsha dan kali ini Ia mencoba untuk bertukar nomor dengan Marsha. Hari itu pun lancar Ia jalani. Kini Rendi dan Marsha pun sering berhubungan walau bukan di sekolah. Hari-hari berikutnya Rendi semakin dekat dengan Marsha hingga Ia yakin akan dapat memenangkan taruhan yang dibuat oleh teman-temannya.

Teman-teman Rendi pun mulai panik melihat kedekatannya dengan Marsha. Namun mereka belum bisa pastikan sebelum Rendi menembak Marsha karena dari sanalah jawabannya.

**********

Malam minggu pun tiba. Seperti ABG lainnya yang bersenang-senang dengan pasangannya, Rendi pun mengajak Marsha untuk keluar bersama. Dan disitulah saat Rendi akan menembak Marsha.

Namun ada keraguan di hati Rendi. Bukan karena Ia takut Marsha akan menolaknya. Ia justru yakin Marsha akan menerimanya. Tapi kini Rendi merasa bahwa Ia telah benar-benar jatuh hati pada Marsha. Di saat pendekatan dengan Marsha, sikap Marsha benar-benar lembut, tak seperti perempuan lain seusianya yang biasa bersikap manja, namun Marsha tak pernah bersikap manja sedikit pun terhadap Rendi meskipun mereka sudah sangat dekat. Pemikirannya yang dewasa dan juga perhatiannya yang Ia berikan kepada Rendi membuat Rendi benar-benar jatuh hati padanya. Kedekatan mereka menumbuhkan perasaan sayang di hati keduanya.



Rendi segera mengusir pikiran yang mengganggunya tadi. Ia bergegas menuju rumah Marsha. Rendi mengajak Marsha ke tempat Ia dan teman-temanya berkumpul. Tapi saat itu, Ia sedang berdua dengan Marsha tanpa bergabung dengan teman-temannya yang lain. Teman-temannya yang berada tak jauh dari tempat Rendi pun tak sabar menunggu jawaban dari Marsha.



Awalnya Rendi mengajak Marsha ngobrol santai. Hingga tiba saat Ia memegang tangan Marsha dan mulai menyatakan cintanya yang telah benar-benar tumbuh,

“ Sha, setelah kedekatan kita beberapa hari ini, aku ngerasa kalo aku sayang sama kamu. Aku ngerti kalo kita kenal juga belum ada sebulan, tapi aku juga ga bisa ngebohongin persaan aku ke kamu Sha “

“ Kamu mau gak jadi cewek aku, aku sayang sama kamu “ lanjut Rendi



Marsha pun langsung menerima Rendi karena dirinya pun telah jatuh hati padanya. Rendi sangat merasa senang saat itu. Dan akhirnya, Ia pun menceritakan pada Marsha tentang taruhannya dengan teman-temannya. Rendi bercerita secara jujur dari awal saat teman-temannya menantangnya untuk menembak Marsha. Awalnya Ia takut kalau Marsha akan marah padanya atas pengakuannya tersebut. Namun ternyata tidak. Awalnya Marsha memang sempat marah pada Rendi. Tapi karena pikirannya yang dewasa Ia bisa memahami Rendi. Dan karena Marsha sudah terlanjur sayang pada Rendi, Ia pun memaafkan Rendi.

Lalu Rendi mengajak Marsha ke teman-temannya. Dia akan memperkenalkan Marsha sebagai paacarnya. Tidak hanya untuk taruhan tapi untuk seterusnya.

“ Gimana Ren, loe berhasil gak ?” tanya Dani

“ Kalo dari wajahnya yang sumringah sih kayaknya berhasil dehh “ sahut teman Rendi lainnya

“ Hahaha .. Tentu donk .. “ jawab Rendi santai

“ Wahh, kalo gitu seminggu ini kita nraktir loe donk ?? “

“ Gue udah gak peduli tentang taruhan itu. Gue jadian sama Marsha bukan sebatas karena waktu itu loe nantangin gue Dan “ kata Rendi

“ Terus maksud loe ?? “ tanya Dani bingung

“ Gue sama Marsha udah jadian beneran. Sejak gue deket sama dia ternyata gue bener-bener sayang sama dia. “ jawab Rendi

“ Wahh, kalo gitu loe donk yang harusnya nraktir kita .. hahaha “ sahut teman-teman Rendi yang lain

Teman-teman Rendi pun tertawa. Begitu juga dengan Rendi dan Marsha. Mereka semua menghabiskan malam itu dengan bersendau gurau. Rendi terlihat begitu bahagia malam itu bersama Marsha disampingnya .



**********

Rabu, 10 April 2013

tentang hari ini ( 10 April 2013)

Hari ini suatu hari yang kurang begitu menyenangkan., sudah matahari terasa sangan menyengat kulit juga pulang kuliah sore. Pada makul terakhir ini yakni maku aplikom, kami semua disuruh untuk belajar membuat blog. Tentang bagaimana cara membuta judul, memosting dll.
Membuat blog itu sendiri bisa dikatakan mudah bagi yang sudah biasa dan bisa menjadi sulit untuk yang baru kenal dengan yang namanya "blog".
Yahh memang begitulah kehidupan . .
Saat aku membuat blog pertama kali pun aku sedikit bingung karena baru mengenal blog. Tidak tahu bagaimana cara menerapkan tempalte, membuat font yang lucu, dll.